TEKNIKPENGELASAN 

KATA PENGANTAR



Kemajuan Teknologi pengelasan akhir-akhir ini sangatlah membantu dalam pekerjaan pembuatan konstruksi baik yang sederhana maupun konstruksi yang mempunyai tingkat kesulitan dan persyaratan tinggi. Pengelasan merupakan bidang yang sangat dibutuhkan oleh Dunia Industri utamanya untuk industri perkapalan dan rekayasa umum serta bidang-bidang lain yang berhubungan dengan penyambungan konstruksi dimana pengelasan merupakan faktor utamanya.  Untuk mengimbangi kemajuan teknologi pengelasan maka perlu didukung pula oleh kesiapan Sumber Daya Manusianya, agar teknologi dapat berimbang dengan pelakunya yaitu sumber daya manusia. 



Proses Pembuatan Baja

      Bahan baku baja adalah biji besi. Biji besi dibuat menjadi besi kasar yang mana baja karbon, baja campuran atau besi tuang dibuat.

1)        Proses pembuatan besi kasar
 Untuk membuat besi kasar, biji besi (hematit, magnetit, limonit, biji mangan dan lain-lain) sebagai bahan baku, batu kapur sebagai fluks dan kokas (batu bara) sebagai bahan bakar dipasok ke dapur tinggi. 
 Dengan membakar kokas, dapur dipanaskan hingga 2000oC. Biji  besi direduksi dengan kokas menjadi cair dan menetes. Kotoran dalam bahan baku diikat oleh batu kapur membentuk slag/terak yang terangkat dipermukaan. Hasil produk ini disebut besi kasar. Besi kasar panas dimasukkan dalam sebuah ladle (cawan) dibawa ke proses pembuatan baja. Besi kasar mengandung 4%-5% karbon dan belum dapat dipakai.
Ini digunakan sebagai bahan baku untuk baja dan besi tuang.



2)        Proses pembuatan baja
 Pembuatan baja termasuk pemurnian besi kasar menjadi baja. Besi kasar atau besi skrap sebagai bahan baku dilebur dalam tungku pembuatan baja (Konverter LD, dapur listrik atau dapur frekuensi tinggi). Deoksidan atau pelarut ditambahkan ke besi cair untuk menghilangkan kotoran. Dapur listrik utamanya digunakan untuk memproduksi baja khusus. Konverter LD memproduksi baja dengan menyemburkan oksigen tekanan tinggi untuk mengoksidasi dan membakar kotoran. Tidak menggunakan bahan bakar. Baja cair yang dimurnikan kembali dimasukkan ke dalam cawan dan dituang ke cetakan.
 Baja cair pada kondisi ini dibagi menjadi killed stell, semi killed steel dan rimmed steel sesuai dengan derajat deoksidasinya yang mana mempunyai pengaruh yang penting pada sifat baja.



3)        Proses pengerolan
 Hasil dari cetakan baja dibawa ke proses pengerolan panas atau dingin menjadi plat/lembaran baja, pipa baja, batangan atau profil.

             
Diagram Proses Pembuatan Baja

   Plat baja
 Tipikal produk baja adalah plat baja. Plat baja diklasifikasikan berdasarkan pemakaianya oleh Standar Industri Jepang (JIS). Juga diklasifikasikan sesuai dengan ketebalannya menjadi plat tebal (25 mm atau lebih), plat (3 mm sampai dengan kurang dari 25 mm) dan plat tipis (kurang dari 3 mm).
y   Baja untuk struktur lasG
 Baja untuk struktur las mempunyai berbagai penggunaan, termasuk kapal laut, kendaraan, jembatan dan bangunan. Dibagi menjadi baja karbon rendah (baja lunak) dan baja campuran rendah (baja kekuatan tarik tinggi, baja temperatur rendah dan lain-lain).